Soal Keracunan MBG di Parimo, Sampel Makanan ada Bakteri Salmonella?

Soal Keracunan MBG di Parimo, Sampel Makanan ada Bakteri Salmonella?
Plt Kepala Dinkes Parimo, I Gede Widiadha.

PARIGI MOUTONG // CitaParigata.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) mengungkap hasil investigasi sementara terkait kasus dugaan keracunan makanan pada penerima Program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Berdasarkan hasil uji laboratorium menunjukkan adanya temuan bakteri Salmonella pada salah satu sampel makanan.

Bacaan Lainnya

Kepada media ini, Plt Kepala Dinkes Parimo, I Gede Widiadha, menjelaskan, kasus dugaan keracunan terjadi di dua kecamatan, yakni Taopa dan Toboli. Untuk kasus di Kecamatan Toboli, hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan telah keluar dan ditemukan adanya bakteri Salmonella.

“Kalau di Kecamatan Toboli, hasil lab-nya sudah keluar dan ditemukan salah satu bahan makanannya terkontaminasi bakteri Salmonella,” ujarnya, Selasa (7/10/25).

Sementara itu, sampel dari kasus di Kecamatan Taopa masih dalam proses pemeriksaan oleh Balai Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM.

“Untuk sampel kasus di Kecamatan Taopa, makanan yang dikonsumsi yang diduga menyebabkan keracunan sudah kami kirim ke Balai POM. Sampai hari ini hasilnya belum keluar, kami masih menunggu,” jelasnya.

Selain penemuan bakteri pada sampel, tim juga menemukan beberapa fakta bahwa sejumlah penyedia makanan atau SPPG dalam program tersebut belum memenuhi persyaratan administrasi maupun fisik bangunan pengolahan.

“Dari hasil investigasinya, memang teman-teman menemukan ada beberapa yang tidak terpenuhi, baik secara administrasi maupun fisik. Secara administrasinya, belum memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), dan tenaga pengelolanya juga belum pernah dilatih, padahal seharusnya sudah,” ungkapnya.

Sebagai tindak lanjut, Dinkes Parimo merekomendasikan agar setiap pengelola makanan dalam program MBG wajib memiliki sertifikat SLHS serta tenaga pengolah yang telah mengikuti pelatihan kebersihan dan keamanan pangan.

“Saya sudah menyarankan kepada koordinator wilayah agar memastikan setiap pengelola memiliki sertifikat SLHS, dan tenaga pengelolanya harus dilatih terlebih dahulu,” tegasnya.

Selain memeriksa makanan, Dinkes juga mengambil sampel air dari beberapa SPPG untuk diteliti. Hal ini dilakukan karena air juga diduga menjadi salah satu sumber pencemar yang berpotensi menyebabkan keracunan.

“Kami juga memeriksa sampel air di beberapa SPPG. Kemungkinan selain makanan, airnya juga bermasalah, karena air punya banyak fungsi dalam proses pengolahan makanan. Beberapa sudah kami kirim untuk diuji, meskipun belum semuanya karena kegiatan ini tidak dianggarkan,” terangnya.

Sebagai informasi, mengutip laman Alodokter.com, Salmonella merupakan kelompok bakteri penyebab diare dan infeksi saluran usus pada manusia. Bakteri ini hidup di saluran pencernaan hewan dan dapat menular ke manusia melalui makanan yang terkontaminasi kotoran hewan, serta makanan yang tidak dimasak dengan baik atau tidak dicuci bersih.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *