PARIGI MOUTONG, CitaParigata.id – Kepala Desa (Kades) Sigenti, Kecamatan Tinombo Selatan (Tinsel), Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) Sulawesi Tengah, Mohammad Makaramah, dirinya merasa di fitnah mengenai isi tuntutan masyarakat yang melakukan Demonstrasi di Kantornya.
Merasa dirugikan, Muhammad memberikan klarifikasi kepada sejumlah awak media terkait tuntutan Temonstran yang dilakukan oleh Aliansi Pemuda dan Masyarakat Desa (AMPD) Siginti pada Rabu (22/01/2025).
Mohammad Makaramah menepis semua tuntutan yang dilayangkan oleh masa aksi demo terhadapnya.
Bahkan ia juga sangat menyayangkan tuntutan yang dilakukan aksi demo, karena menurutnya semuanya hanyalah tuduhan dan fitnah yang tidak mendasar.
“Saya senang dengan aksi yang dilakukan warga, ini memberikan ruang kepada saya untuk melihat kebelakang. Cuman, yang saya sesalkan itu, adanya tuduhan dan fitnaan yang tidak mendasar,” ujar Mohammad makaramah di Parigi, Kamis (23/01/2025).
Ia menyampaikan, ada dua hal yang sangat ia sayangkan disampaikan oleh warga yaitu, tuduhan pemotongan dana Bumdes dari Rp. 200 juta menjadi Rp. 130 juta, berarti ada potongan sebesar Rp.70 juta.
Menurutnya, warga tidak memahami hal itu. Padahal mekanismenya melalui proses musyawarah Desa, memiliki berita acara dan disepakati didalam forum bersama masyarakat dan anggota BPD.
“Mereka mempertanyakan sisa anggaran sebesar 130 juta itu tidak tau di kemanakan, ada indikasi saya menggunakan anggaran itu,”
Sehingga ia mengingatkan kepada warga agar bisa mempertanggung jawabkan bahasa tersebut karena dianggap sudah sangat mengintimidasinya.
Dan sisa anggaran Bumdes yang dimaksud oleh warga, berada di rekening Desa, dibuktikan dengan rekening korang yang ia minta ke pihak perbankan.
Lanjut dia, tuntutan warga yang kedua yaitu soal dana karang taruna sebesar Rp. 15 juta, tetapi yang diterima dan dikelolah hanya sebesar Rp. 6,5 juta.
Padahal sebelumnya kata dia, ia telah menyampaikan ketua karang taruna terkait belum adanya progres kegiatan dengan anggaran Rp. 15 juta.
Sementara, Pemdes diberikan keterbatasan waktu untuk membuat laporan pertanggung jawaban. Sehingga ia meminta ke ketua karang taruna untuk membiayai kegiatan yang telah dilakukan oleh Pembes menggunakan anggaran senilai Rp. 3 juta dari karang taruna tersebut dan pembiayaan kegiatan lainnya.
“Semua total anggaran karang taruna yang kami gunakan sebanyak kurang lebih Rp. 7,5 juta, dan semua ada bukti penerima anggaranya dan bukri pertanggung jawabanya,” tegasnya.
Oleh karena itu kata dia, karena progres karang taruna tidak ada, jadi Pemdes membatu program kerjanya.
Terkait sisa anggaran karang taruna, ia memanggil ketua karang taruna dan menawarkan apakah sisa anggaran tetsebut masih mau dia ambil atau tidak dengan catatan harus dipertanggung jawabkan. Dan hal tersebut diiakan oleh ketua karang taruna.
“Sampai dengan hari ini, progres kegiatan karang taruna tidak ada, LPJ nya tidak ada, saya pertanyakan soal nggarannya katanya masih ada. Kalo memang ada dan tidak dipakai, kembalikan ke kas Desa. Sebab peetanggung jawaban Pemdes hari ini tidak selasai karena masih ada persoalan karang taruna ini,” pungkasnya.
Terkait dengan kisruh kasi demo yang telah dilakukan oleh warga, ia mengharapkan jika memang ada keinginan warga untuk bersama membangun Desa, maka mari bersama untuk duduk membicarakanya dangan etika yang lebih baik.
“Saya memberikan ruang untuk seluruh masyarakat Desa Sigenti, mari kita diskusikan bersama untuk kepentingan masyarakat Desa, dan saya akan menyampaikan semua secara transparansi,” tutupnya.
